Selasa, 07 September 2010

Selamat Idul Fitri 1431 H

Suasana Perjalanan KRL Serpong-Tanah Abang Menjelang Lebaran

Kondisi pagi ini akan saya gambarkan suasana KRL jalur Serpong menuju Tanah Abang. Suasana di dalam dan di luar kereta terasa lebih lengan, jalan raya di samping kereta terpantau cukup lancar(Tol Bintaro Ulujami, Tanah Kusir, Kebayoran dan Jl Tentara Pelajar Palmerah) yang disamping rel kereta juga terpantau tidak padat, mungkin karena sudah mulai memasuki masa cuti. Namun begitu memasuki stasiun Tanah Abang dan turun dari KRL anda akan menjumpai antrian yang cukup padat di tangga naik menuju ke pintu keluar dan di depan loket. Tangga dipenuhi dengan para pemudik yang menenteng bawaan dan akan turun ke peron sementara di depan loket dipenuhi dengan orang antri tiket mudik. Memasuki stasiun tanah abang jaga barang bawaannya mengingat suasana cukup berdesak-desakan sehingga rawan pencopetan maupun jatuh dan terinjak-injak.

Kamis, 02 September 2010

Mudik Jakarta - Solo Tahun 2010 (Cerita Pengalaman Mudik 2010)


Tidak terasa sebentar lagi bulan Ramadhan akan berakhir, kebiasaan di Indonesia selalui diikuti dengan mobilisasi massa dari kota ke daerah yang biasa dinamakan mudik untuk menyambut datangnya lebaran (Idul Fitri). Sehubungan dengan lebaran tahun 2010 ini ijinkan saya berbagi pengalaman mudik yang baru saja saya lakukan bersama keluarga.

Kali ini saya memilih untuk mudik jauh-jauh hari sebelum hari H tepatnya H-13. Rute yang saya pilih kali adalah lewat jalan pantura yang sangat tersohor sebagai rute langganan para pemudik . berbekal 1 unit xenia Li (1000 cc), semangat mudik yang menggebu, sejumlah peta pulau jawa dan info hasil browsing tentang kondisi pantura terbaru serta navigator yang bertugas membaca tanda-tanda arah jalan dan mengingatkan saya kalau lagi ngantuk.

Perjalanan kami mulai pada jumat malam tanggal 27 Agustus 2010. Setelah mempersiapkan bekal secukupnya kami berangkat tepat pada jam 21.32 WIB. Dari tempat tinggal kami di daerah Ciputat masuk pintu tol Pondok Ranji dari Bintaro sektor 9 dilanjutkan tol lingkar luar Jakarta (JORR) berlanjut ke Tol Cikunir-Cikampek. Suasana tol malam ini sangat lancar mengingat waktu midik yang kami pilih bukan masa-masa puncak mudik, Saya bahkan sempat beberapa kali memacu si Xinyo (mobil kami) hingga kecepatan 100 Km/Jam. Kondisi jalan sepanjang tol mulus dengan beberapa guncangan kecil, saingan kami malam ini truk-truk bermuatan sarat beban yang memang masih bebas berkeliaran hingga H-10. Yang perlu diperhatikan pada ruas tol Cikunir-Cikampek sekitar KM 62 s.d. 64 masih terdapat proyek perbaikan jalan berupa pengaspalan di lajur sebelah kiri. Perbaikan ini tentunya akan menjadi salah saru penyebab kemacetan pada puncak musim mudik bila belum selesai hingga H-10.
Keluar dari Tol Cikampek, sekitar pukul 23.30 WIB (kami sempat menghabiskan waktu hingga 45 menit di rest area KM 19 tol Cikunir-Cikampek) kondisi jalan masih lengang. Xinyo saya pacu stabil di kecepatan 80 Km/Jam. Truk sarat muatan masih menjadi saingan pengguna jalan kali ini, namun kendaraan satu ini cukup membantu untuk memastikan kami masih berada di rute Pantura yang benar mengingat minimnya pengetahuan kami tentang jalur ini, maklum ini mudik pertama kali saya menggunakan sarana mobil. Kami hanya beberapa kali berpapasan dengan bus AKAP malam seperti PO Dewi Sri. Sempat juga disalib oleh PO Luragung yang kabarnya memiliki reputasi sebagai Sumber Kencononya rute utara- barat. Aspal jalan yang bergelombang membuat perjalanan kami lumayan penuh turbulensi namun secara keseluruhan kondisi jalan dari cikampek menuju loh bener cukup baik (kami tidak menemui lubang-lubang yang membahayakan). Karena kondisi tubuh yang mulai tidak mendukung dan serangan kantuk hebat, saya memilih beristirahat di salah satu SPBU di daerah Lohbener sekalian makan sahur. Setelah beristirahat selama kurang lebih 1 jam kami meneruskan perjalanan pada pukul 03.18 pagi. Kami memilih rute Loh bener ke arah kanan dengan memilih tanda yang menunjukkan arah ke Cirebon agar dapat masuk ke tol Palimanan-Kanci-Pejagan. Sempat terjadi insiden kecil karena navigator salah membaca peta sehingga kami sempat mengambil arah kekiri karena melihat tanda ke arah Arjawinangun. Akhirnya kami putar balik dan akhirnya sampai juga di gerbang tol Plumbon yang mengawali rute Palimanan-Kanci-Pejagan. Kondisi jalan dari Lohbener menuju Palimanan lumayan baik hanya penerangan yang sangat kurang karena saat itu sedang terjadi pemadaman listrik yang tampaknya terjadi di seluruh daerah Cirebon. Di ruas tol Palimanan-Kanci kami memutuskan untuk berhenti di salah satu rest area untuk sholat subuh dan mengisi BBM. Kondisi rest area yang dibangun oleh PT Jasa Marga terlihat memprihatinkan. Toilet gratis yang tersedia cukup banyak terlihat tidak terawat, kotor, bau dan beberapa pintunya tidak dapat ditutup dan kran yang macet. Kami juga sempat kecele karena ternyata SPBU yang plangnya terlihat megah ternyata belum beroperasi. Setelah pintu tol Kanci akhirnya kami masuk ke ruas tol Kanci-Pejagan yang baru diresmikan oleh Presiden SBY pada bulan Februari tahun ini. Menuju gerbang tol kami disambut tulisan “Bakrie Tol Road” dengan huruf super besar dan menyala terang kontras dengan kegelapan tol kala itu. Kabarnya tol ini bertarif paling mahal dari seluruh tol yang ada di Pulau Jawa dan kami buktikan sendiri dengan merogoh kocek hingga Rp 21.500 untuk dapat menikmati layanan tol ini. Tol ini ternyata tidak dikelola oleh PT Jasa Marga, di struk tertulis PT Semesta Marga Raya. Kondisi jalan tol sangat sepi namun jalan yang kami lewati sangat penuh guncangan karena aspal yang tidak rata disana sini (kondisi yang tidak sebanding dengan mahalnya harga yang harus dibayar). Yang perlu diperhatikan di ruas tol ini, harus selalu berhati-hati apabila memacu kendaraan lebih dari 80 Km/Jam mengingat masih belum sempurnanya kondisi tol ini terlihat dari aspalnya yang tidak rata dan ruas jalan untuk keluar tol yang belum dioperasikan kami harus mencermati tanda-tanda arah dengan baik agar dapat keluar di rute yang tepat.

Keluar dari tol Kanci-Pejagan kami mengambil arah kanan ke Pejagan untuk kembali ke ruas jalan raya Pantura. Disinilah perjuangan Pantura yang sesungguhnya dimulai. Karena hari yang mulai pagi kami harus berbagi jalan tidak lagi hanya dengan truk kelebihan beban dan sesama kendaraan pribadi tetapi juga dengan penghuni lokal area Pantura seperti pengendara sepeda motor, becak, angkutan umum, sepeda kayuh ditambah pasar yang mulai buka. Kondisi jalan sepanjang Brebes-Tegal-Pemalang-Pekalongan penuh dengan tambalan aspal disana sini. Sementara di alas roban yang berada di daerah Batang hingga kendal kondisi jalan cukup baik. Sempat kebingungan mencari pintu tol Semarang-Ungaran hingga harus bertanya pada GPS organik interaktif alias pengendara motor yang berhenti di samping mobil kami. Keluar dari tol Semarang kami disambut kemacetan yang lumayan menyita waktu dan kesabaran. Ternyata lampu trafic light padam dan tidak ada polisi yang mengatur arus lalin. Saya perhatikan polisi lalin justru sibuk menilang pengendara motor. Dari Ungaran-Bawen-Boyolali-hingga Solo kami memilih rute jalan dalam kota sehingga perjalanan agak tersendat terutama di daerah Salatiga yang jalannya lumayan sempit, ditambah beberapa kali saya harus istirahat karena kaki yang mulai kram. Akhirnya setelah menempuh perjalanan sejauh +/-600 Km kami tiba di Solo sekitar pukul 13.30 WIB. Total 16 jam waktu tempuh yang kami habiskan dalam kondisi jalan yang masih sangat lancar dibandingkan dengan kondisi nantinya di masa-masa mudik H-7.

Total biaya yang kami habiskan untuk perjalanan ini:
Rp 180.000 untuk BBM jenis premium, perbandingan konsumsi BBM dan jarak tempuh 1:14 (lumayan irit).
Total biaya tol Rp 61500 dengan rincian: Tol Pondok Ranji (Rp 2000), Tol JORR dari gerbang tol Veteran (Rp 7000), Tol Cikunir-Cikampek (Rp 14500), Tol Plumbon 3 (Rp 4500), Tol Kanci (Rp 4000), Bakrie Tol Road (Rp 21500), Tol Manyaran Semarang (Rp 4000), Tol Tembalang (Rp 4000).

Akhirnya untuk melengkapi tulisan ini mungkin beberapa tips yang perlu dilakukan yaitu:
1.Cek kondisi kendaraan sebelum mobil ke bengkel. Lebih aman untuk cek kondisi secara menyeluruh mulai Ban, Mesin, Mengganti seluruh cairan yang ada di mobil sampai setting kopling, gas dan rem.
2.Istirahat yang cukup,
3.Persiapkan bekal untuk mudik mulai dari obat-obatan, makanan dan minuman, tikar dan perlengkapan makanan dan minuman untuk istirahat di perjalanan, kunci dan obeng, senter untuk penerangan.
4.Sesaat sebelum berangkat kembali cek kondisi mobil dengan melihat apakah ada cairan yang netes. Jangan lupa berdoa.
5.Saat di perjalanan usahakan mengemudi dengan santai (jangan terlalu ngebut dan mengejar target jam tertentu harus sampai di suatu tempat).
6.Jangan terlalu memaksakan diri dalam menyetir mobil, apabila ngantuk langsung mencari lokasi aman untuk istirahat sejenak. Lokasi yang relative bisa digunakan untuk istirahat antara lain rest area, POM Bensin atau Pos Polisi yang tersebar disepanjang perjalanan.
7.Istirahat yang cukup minimal 30 menit dapat memulihkan kebugaran tubuh.
8.Periksa kembali kondisi kendaraan dan barang-barang sesaat sebelum meninggalkan istirahat.

Untuk para calon mudikers lainnya situs web yang lumayan bermanfaat untuk mudik kali ini antara lain:
-http://www.tmcmetro.com untuk melihat informasi jalan seputaran Jakarta.
-http://jasamargalive.com/ untuk melihat cctv jalur tol di Jawa.
-http://www.jasamarga.com/informasi-lalu-lintas.html untuk informasi lalulintas seputar jalan tol.

About Me

Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Blog Ini Adalah Blog Yang Berisi Coretan Bebas Seorang Warga Yang Awam Akan Dunia Maya Sebuah blog untuk mencurahkan pikiran-pikirannnya. entah itu pikiran bermanfaat ataupun ide-ide konyol yang muncul secara tiba-tiba.