Pagi ini ada mengalami kejadian menarik di pintu keluar stasiun tanah abang.
Kebetulan baru turun dari KRL Depok ekspress dan sedang antri keluar. Seperti hari biasa petugas di atas meminta kembali tiket-tiket penumpang yang akan keluar stasiun. Tibalah seorang Ibu-ibu mengeluarkan tiket yang ternyata tiket ekonomi. Si petugas memanggil si Ibu dan menanyakan dengan mimik muka curiga, kok tiketnya ekonomi? (karena memang saat itu hampir semua menyerahkan tiket ekspress). Si Ibu pun menjawab “setelah turun dari ekonomi penumpang rangksas bitung langsung ke kamar kecil jadi tidak keluar bersamaaan dengan rombongan penumpang kereta penumpang rangkasbitung”. Mungkin si petugas bertanya hal ini karena kenapa si Ibu keluar dengan tiket ekonomi, jangan-jangan si Ibu naik KRL ekspress dengan tiket ekonomi.
Kisah ini menarik karena seolah-olah jika ada penumpang turun dari kereta maka si penumpang harus segera keluar dari peron bersama-sama dengan rombongannya. Jika tidak segera keluar maka akan beresiko untuk diinterogasi si petugas. Yang paling beresiko adalah penumpang kereta ekonomi karena ketika keluar dari peron dengan rombongan penumpang KRL ekspress akan sangat terlihat? Dan bisa-bisa dituduh penumpang gelap. Waduhh…
Apakah mekanisme ini dipersiapkan untuk pemberlakuan e-tikceting? Kalau memang iya, mungkin ada baiknya pintu pemeriksaan berada mendekati lokasi naik turun penumpang (misal 5 meter dari batas naik turun penumpang) dan harus selalu steril dari penumpang untuk mencegah penumpang dengan tiket berbeda dengan kelas yang akan dinaiki.
Demikian sekedar berpendapat.