Barusan parkir di BTC, TaK Sengaja melihat tulisan parkir menginap atau bermalam untuk motor dan mobil. Harga yang ditawarkan motor Rp15.000,- dan mobil Rp30.000,- /malam.
Hal itu cukup membantu bagi yang akan menggunakan jasa di bandara karena apabila akan ke bandara tinggal meletakkan motor di BTC dilanjutkan dengan naik X-trans di tempat yang sama. Tidak perlu lagi repot2 mengendarai sendiri kendaraan ke bandara. Dari segi biaya pun relatif lebih murah.
Motor and mobil yang dititipkan di BTC pun tidak akan kehujanan dan kepanasan karena ditempatkan di lokasi terlindung. Lain halnya jika dititipkan di bandara yang jika tidak beruntung akan ditempatkan di lokasi yang sangat terbuka.
Akhir kata selamat mencoba.
Minggu, 27 Desember 2009
Kamis, 24 Desember 2009
Lalat versus Laba-laba Kecil
ketika solat jum'at secara tidak sengaja saya disuguhi sebuah event menarik di atas karpet. Dua ekor hewan menunjukkan teknik terbaiknya. hewan tersebut adalah lalat dan laba-laba kecil. Ukuran keduanya hampir sama.
Seekor lalat yang konon mampu melakukan manuver terbang secara tiba-tiba dan cepat karena memiliki kemampuan mengepakkan sayapnya dengan kecepatan 500 kepakan perdetik. Selain kemampuan terbang juga dilengkapi dengan kemampuan melihat dengan mata majemuk. Mata majemuk merupakan mata dengan ratusan lensa. Dengan mata ini maka lalat dapat mengamati gerakan musuh dan menagkap frekuensi sinar yang tidak dapat ditangkap mata manusia. Dengan kemampuan ini lalat bisa dengan cepat menghindar serangan musuh bahkan ketika malam hari.
Sementara kumbang hanya sebatas hewan kecil yang kelebihannya hanya berdiam diri menunggu mangsa lewat dan sebuah cengkraman terhadap mangsa yang cukup kuat.
Dari deskripsi ini logika saya berkata bahwa mustahil bahwa lalat dapat ditangkap oleh laba-laba yang kerjanya cuma duduk diam (informasi laba-laba tersebut tanpa jaring) Karena walaupun laba-laba tersebut ingin bergerak untuk menangkap, serta merta lalat yang menjadi target pasti akan kabur dengan segala teknik yang dimiliki.
Ternyata fakta berkata lain. Ketika laba-laba duduk terdiam lama sampai ada satu ekor lalat hinggap didekatnya. Maka dengan sigap laba-laba tersebut menangkapnya. Sang lalat yang memiliki keunggulan di atas sepertinya tak berdaya dengan serangan tiba-tiba. Sungguh ironis dengan cengkraman kuat laba-laba menjadikan sang lalat menjadi sanpatan makan siang yang mengenyangkan.
Dalam hati kemudian saya berpikir. Bahwa terkadang logika terasa tak sejalan dengan fakta. Logika mengenai keunggulan teknik di atas. Akhirnya saya mengembalikan kepada Alloh. Bahwa semua hal yang diciptakan pasti mendapatkan rejekinya masing-masing bagaimanapun caranya.
Seekor laba-laba yang terlihat malas dengan diam ternyata diberikan rejeki dari kemalasannya. Karena dengan diamnya justru laba-laba memiliki kesempatan ketika lalat lengah dan merasa dengan matanya semua terlihat aman. Ternyata cara bekerja dan keunggulan teknik laba-laba adalah bersabar dengan diamnya. Subhanallah.
Seekor lalat yang konon mampu melakukan manuver terbang secara tiba-tiba dan cepat karena memiliki kemampuan mengepakkan sayapnya dengan kecepatan 500 kepakan perdetik. Selain kemampuan terbang juga dilengkapi dengan kemampuan melihat dengan mata majemuk. Mata majemuk merupakan mata dengan ratusan lensa. Dengan mata ini maka lalat dapat mengamati gerakan musuh dan menagkap frekuensi sinar yang tidak dapat ditangkap mata manusia. Dengan kemampuan ini lalat bisa dengan cepat menghindar serangan musuh bahkan ketika malam hari.
Sementara kumbang hanya sebatas hewan kecil yang kelebihannya hanya berdiam diri menunggu mangsa lewat dan sebuah cengkraman terhadap mangsa yang cukup kuat.
Dari deskripsi ini logika saya berkata bahwa mustahil bahwa lalat dapat ditangkap oleh laba-laba yang kerjanya cuma duduk diam (informasi laba-laba tersebut tanpa jaring) Karena walaupun laba-laba tersebut ingin bergerak untuk menangkap, serta merta lalat yang menjadi target pasti akan kabur dengan segala teknik yang dimiliki.
Ternyata fakta berkata lain. Ketika laba-laba duduk terdiam lama sampai ada satu ekor lalat hinggap didekatnya. Maka dengan sigap laba-laba tersebut menangkapnya. Sang lalat yang memiliki keunggulan di atas sepertinya tak berdaya dengan serangan tiba-tiba. Sungguh ironis dengan cengkraman kuat laba-laba menjadikan sang lalat menjadi sanpatan makan siang yang mengenyangkan.
Dalam hati kemudian saya berpikir. Bahwa terkadang logika terasa tak sejalan dengan fakta. Logika mengenai keunggulan teknik di atas. Akhirnya saya mengembalikan kepada Alloh. Bahwa semua hal yang diciptakan pasti mendapatkan rejekinya masing-masing bagaimanapun caranya.
Seekor laba-laba yang terlihat malas dengan diam ternyata diberikan rejeki dari kemalasannya. Karena dengan diamnya justru laba-laba memiliki kesempatan ketika lalat lengah dan merasa dengan matanya semua terlihat aman. Ternyata cara bekerja dan keunggulan teknik laba-laba adalah bersabar dengan diamnya. Subhanallah.
Bagaimana jika ingin dikenal
Sebuah joke disampaikan oleh P Mario Teguh untuk memotivasi audiens. Di salah satu sesi ada peserta yang menanyakan bagaimana bisa dikenal?
Jika ingin jadi terkenal maka hal pertama mulailah dari area sosial terkecil ke area yang lebih besar. Contoh mulai dari bergaul di RT, Kelurahan, kecamatan, kabupaten sampai ke nasional.
Selain memulai dari urutan area sosai, untuk mempercepat proses harus berani tampil beda. Contoh, ketika sampai di depan pintu foodcourt atau sebuah restoran, teriak keras-keras secara tiba-tiba "Hai, selamat malam, silahkan kembali duduk tidak usah sungkan dengan kedatangan saya". Niscaya saat itu secara mendadak anda akan menjadi terkenal di foodcourt itu.
Inti yang saya dapat adalah mulai dari yang kecil dan tidak malu tampil berbeda.
Jika ingin jadi terkenal maka hal pertama mulailah dari area sosial terkecil ke area yang lebih besar. Contoh mulai dari bergaul di RT, Kelurahan, kecamatan, kabupaten sampai ke nasional.
Selain memulai dari urutan area sosai, untuk mempercepat proses harus berani tampil beda. Contoh, ketika sampai di depan pintu foodcourt atau sebuah restoran, teriak keras-keras secara tiba-tiba "Hai, selamat malam, silahkan kembali duduk tidak usah sungkan dengan kedatangan saya". Niscaya saat itu secara mendadak anda akan menjadi terkenal di foodcourt itu.
Inti yang saya dapat adalah mulai dari yang kecil dan tidak malu tampil berbeda.
Selasa, 15 Desember 2009
Pedagang liar mulai masuk KRL Ekspress
Kemarin saya menaiki sudirman express jurusan tanah abang - serpong jam 17.35. Seperti biasa ada sedikit keterlambatan yang dapat saya maklumi. Namun pemandangan yang begitu mengganggu terjadi ketika KRL sampai di Stasiun Pondok Ranji saat penumpang keluar masuk, dimana oknum pedagang mencoba masuk dan menawarkan dagangan buah kepada penumpang di dalam. Mungkin awalnya pedagang tersebut hanya coba-coba, namun ketika di dalam para penumpang antusias untuk beli jadilah si pedagang ikut masuk ke KRL dan mengajak rekannya yang lain. Dilanjutkan dengan mereka berdagang di saat kereta berjalan. Hal yang sama sering saya alami waktu-waktu sebelumnya. Saya pikir hanya coba-coba, namun kok keterusan.
Yang saya cermati disini adalah ternyata penumpang yang beli di dalam dapat berperan menciptakan cikal bakal kesemrawutan yang disebabkan transaksi jual beli di atas KRL. Padahal jelas-jelas ada larangan berdagang di atas KRL. Bayangkan kalau pedagang tersebut menceritakan pengalamannya dagang diatas KRL ekspress kepada pedagang yang lain menyebabkan semakin banyak pedagang yang masuk ke dalam KRL.
Saya berpikir larangan tersebut memang ditujukan untuk kenyaman seluruh penumpang sendiri. Berawal dari penumpang itu sendiri dengan tidak bertransaksi di atas kereta, mungkin berangsur-angsur dapat mengurangi keberadaan pedagang di atas kereta. Kalau tidak ada demand maka supply-pun akan menghilang dengan sendirinya. Atau kalau boleh usul, diatur saja pedagan-pedagang tersebut menjadi lebih terorganisir dan rapi. Sehingga kedua belah pihak (pembeli/penumpang dan penjual) sama-sama diuntungkan.
Yang saya cermati disini adalah ternyata penumpang yang beli di dalam dapat berperan menciptakan cikal bakal kesemrawutan yang disebabkan transaksi jual beli di atas KRL. Padahal jelas-jelas ada larangan berdagang di atas KRL. Bayangkan kalau pedagang tersebut menceritakan pengalamannya dagang diatas KRL ekspress kepada pedagang yang lain menyebabkan semakin banyak pedagang yang masuk ke dalam KRL.
Saya berpikir larangan tersebut memang ditujukan untuk kenyaman seluruh penumpang sendiri. Berawal dari penumpang itu sendiri dengan tidak bertransaksi di atas kereta, mungkin berangsur-angsur dapat mengurangi keberadaan pedagang di atas kereta. Kalau tidak ada demand maka supply-pun akan menghilang dengan sendirinya. Atau kalau boleh usul, diatur saja pedagan-pedagang tersebut menjadi lebih terorganisir dan rapi. Sehingga kedua belah pihak (pembeli/penumpang dan penjual) sama-sama diuntungkan.
Langganan:
Postingan (Atom)
About Me
- Uraian:
- Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
- Blog Ini Adalah Blog Yang Berisi Coretan Bebas Seorang Warga Yang Awam Akan Dunia Maya Sebuah blog untuk mencurahkan pikiran-pikirannnya. entah itu pikiran bermanfaat ataupun ide-ide konyol yang muncul secara tiba-tiba.