Kemarin saya menaiki sudirman express jurusan tanah abang - serpong jam 17.35. Seperti biasa ada sedikit keterlambatan yang dapat saya maklumi. Namun pemandangan yang begitu mengganggu terjadi ketika KRL sampai di Stasiun Pondok Ranji saat penumpang keluar masuk, dimana oknum pedagang mencoba masuk dan menawarkan dagangan buah kepada penumpang di dalam. Mungkin awalnya pedagang tersebut hanya coba-coba, namun ketika di dalam para penumpang antusias untuk beli jadilah si pedagang ikut masuk ke KRL dan mengajak rekannya yang lain. Dilanjutkan dengan mereka berdagang di saat kereta berjalan. Hal yang sama sering saya alami waktu-waktu sebelumnya. Saya pikir hanya coba-coba, namun kok keterusan.
Yang saya cermati disini adalah ternyata penumpang yang beli di dalam dapat berperan menciptakan cikal bakal kesemrawutan yang disebabkan transaksi jual beli di atas KRL. Padahal jelas-jelas ada larangan berdagang di atas KRL. Bayangkan kalau pedagang tersebut menceritakan pengalamannya dagang diatas KRL ekspress kepada pedagang yang lain menyebabkan semakin banyak pedagang yang masuk ke dalam KRL.
Saya berpikir larangan tersebut memang ditujukan untuk kenyaman seluruh penumpang sendiri. Berawal dari penumpang itu sendiri dengan tidak bertransaksi di atas kereta, mungkin berangsur-angsur dapat mengurangi keberadaan pedagang di atas kereta. Kalau tidak ada demand maka supply-pun akan menghilang dengan sendirinya. Atau kalau boleh usul, diatur saja pedagan-pedagang tersebut menjadi lebih terorganisir dan rapi. Sehingga kedua belah pihak (pembeli/penumpang dan penjual) sama-sama diuntungkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar